Tinggalkan 5 kebiasaan ini dimasa Pandemi Covid-19

0
977

Singkat saja tulisan ini ditulis supaya teman-teman tidak banyak menghabiskan waktu membaca dan aku cuma ingin bercerita tentang sebuah hal yang lazimnya terjadi pada kita semua. Tapi sedikit sekali orang mau membicarakannya. Entah kenapa aku ingin sekali membawa hal ini pada kesadaran kita bahwa ada hal yang tidak sedang baik-baik saja.

Selama pandemi Covid-19 ini, aku tuh melihat dan juga merasa bahwa orang-orang banyak menghabiskan waktunya untuk rekreasi, terbayangkan waktu 24 jam sehari-semalam malah habis pada kegiatan yang tidak bermanfaat.

Mungkin teman-teman beranggapan rekreasi yang kumaksud adalah rombongan keluarga banyak yang pergi muncak, nyewa villa dan stay disana berlama-lama, atau mungkin anak muda pergi ke pantai bareng buat berjemur atau lihat orang berjemur, atauĀ  mungkin juga ikut travelling seperti ladies yang suka menyusuri jalan kenangan.

Bukan itu, rekreasi tidak melulu kegiatan aktif seperti travelling, camping dan hunting tapi juga ada yang bersifat pasif seperti watching TV dan listening music. Nah ini yang aku ingin bicarakan.

Setelah dunia modern ini memberikan kita banyak waktu luang karena adanya transportasi cepat, alat komunikasi serba kilat dan mesin-mesin pabrikan yang mengganti pekerja manusia, cenderungnya kita malah menikmati keseharian kita dirumah bahkan dikamar sendirian.

Ditambah dengan keadaan yang memaksa kita dirumah melakukan self-isolation seperti saat ini, untuk mengisi waktu malah kita condong melakukan banyak kegiatan rekreasi yang buang-buang waktu saja. Aku coba mention saja deh biar tuntas dibahasnya:

Pertama tuh, Scrolling Instagram. Hal ini uselessĀ deh terutama buat cowok-cowok yang duduk megang smartphone lamunin diri bisa punya gebetan secantik ukhti-ukhti yang jualan di IG, atau duduk tertawain leluconnya si Kekeyi bukan boneka.

Kedua, playing game PUPG atau Mobile Legends. Baik cowok atau cewek udah kebiasaan banget dimasa pandemi ini menghabiskan waktu dari pagi sampai petang hanya untuk bermain game tersebut diatas. Coba bayang deh kadang Hapenya sampai panas, masih aja dimaenin.

Ketiga, Nonton Anime. Hal ini tidak kalah saing juga tuh dengan bermain games terutama anak-anak remaja. Aku tuh ga bisa bayangin ya, selesai satu anime, ada yang malah lanjut ke anime lainnya. Jadinya tuh sepanjang hari kerjaannya duduk didepan laptop atau sambil megang Hape nonton film itu.

Keempat, Kebanyakan dengerin podcast di spotify. Entah uda menjadi trend begitu, kalau ga ikut denger sesuatu di spotify kayak ga keren begitu. Kadang ada juga tuh yang mau berlama-lama nikmatin diri dengerin motivasi sampai lupa bagi waktu buat hal penting lain, biasanya nih cewe-cewe. Tapi apa ya? Aku tuh beranggapan bila kebanyakan dengerin self-help kadang juga ga baik.

Kelima, ini yang terakhir sajalah, nonton film dewasa. Dimasa pandemi ini, situs penyedia film JAV di jepang saja sampai macet memenuhi permintaan streaming untuk karyawan yang menganggur dan stay dirumah, apalagi di Indonesia, saat ini ada 4 situs yang padat banget traffic-nya. Aku tuh ga mau nyebutin nama situsnya apa saja. Rasanya geli aja bahas ini, nanti malah menjadi rekomendasi buat yang belum tahu, ya kan?

Coba deh bayangin, berapa banyak waktu yang sudah dihabiskan untuk sekedar rekreasi di rumah. Padahal masa-masa sekarang itu, kita butuh mempersiapkan diri untuk mampu beradaptasi dengan ancaman lingkungan berkuman dan bervirus sampai beberapa dekade mendatang.

Contoh sederhananya harus bisa ikut perkuliahan atau kursusan online, mampu belajar tanpa tatap muka. Bisa memanfaatkan teknologi informasi untuk menjangkau referensi sebanyak mungkin. Sehingga kita tuh bisa lebih produktif walau tidak bepergian ke kampus, atau bagi yang kerja, ga usah ke kantor bila tidak terlalu perlu.

Sudah tahu kan yang mana yang sedang tidak baik-baik saja? Santai dan terkesan menunggu bumi pulih kembali rasanya adalah bentuk sikap apatis terhadap keadaan. Pembiaran seperti ini perlu dicegah supaya tidak larut dalam keterpurukanĀ  aspek kehidupan baik itu sosial, ekonomi, pendidikan sampai psikologis sendiri.

Coba bayangkan nanti pasca Covid-19, berapa pengangguran yang menunggu dipekerjakan kemabali oleh perusahaannya? Berapa wisudawan yang akan menambah list pekerja 2020-2021 nanti?

Sanggupkah kita keluar dan memulai lagi new normal tanpa ada tambahan skill? Dan sanggupkah kita bersaing dengan ribuan saudara kita yang juga nganggur dan baru sarjana? Ayok deh kita renungkan kembali semestinya saat ini harus ngapain supaya nanti tidak keluar dengan keadaan kita pada biasanya sedangkan bumi meminta kita lebih.

Baca : Bitcoin, Uang digital masa depan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here