Membaca sastra abad 18+

4
1334

Sastra. Apa lagi yang menjadi keresahan bersama dan hajat orang banyak selain “cinta dan hubungan “? Aku pun demikian kayak kalian sedang prihatin dengan diri sendiri karena belum kunjung menikah. Sampai-sampai menjadi benar bahwa perasaan “kesendirian” ini harus dikemas menjadi serial TV bujang lapok the series. Ketawanya belakangan saja, karena akan banyak kekonyolan yang ingin aku bahas disini.

Tapi bukan ingin mengajak kalian nonton film malaysia P Ramli “Pendekar bujang Lapok” melalui tulisan ini, aku ingin membawa kalian jauh ke abad 19 dan melihat kehidupan remaja umur 16 tahun di benua seberang, Rusia.

Ya, kita ke Rusia, pertengahan abad 19 untuk menemukan definisi cinta dari seorang anak umuran 16 tahun, siapa tahu kan, cinta dimata kita dan dia itu sama. Dalam cerita asli yang ditranfer menjadi cerita fiksi ini, terdapat banyak event dan konflik batin yang dialami tokoh protagonis, seperti ayahnya menjadi rival, putus komunikasi sama belahan hatinya dan menghadapi kenyataan bahwa si cewek hanya menggodanya saja. Wow, sakit banget.

Jadi, yang aku baca adalah sebuah romance judulnya first love, karya Ivan Sergeyevich Turgenev. karya ini udah melegenda dan sudah dipublish kembali tahun 2004.

Langsung aja, ceritanya adalah anak muda 16 tahun ini saat di rumah, dia sedang menghadap kebun raspberry belakang rumahnya tanpa sengaja mendapat pemandangan yang menawan hatinya. kalian juga akan terpesona bila yang temukan adalah seorang gadis 21 tahun berwajah eropa, super cantik.

Ilustration

Mulai deh dia ingin mendapati perlakuan seperti yang sedang dilihat, gadis itu sedang menggoda 3 anak belasan tahun lainnya dengan setangkai mawar, dia pukul-pukulkan ke kening mereka dengan genit. Mereka seolah terlihat tidak sabar mendapati pujaan mereka memilih satu diantara mereka.

Konyol, dari sebelahnya ada pula seorang lagi sedang ikut melihat tapi mencela dirinya, “hei, disini kurang sopan bila mengintip seorang gadis” ungkap orang itu. Dia berhenti ketika si gadis memergokinya sedang mengintip, tapi lamunannya tentang gadis itu berlanjut, tidur susah, bangun pagi tiba-tiba, dan mulai merapikan rambut, begini terus setiap hari.

Mungkin kalian sampai terbawa mimpi kali ya, tapi aku sih melihat hal ini adalah sesuatu hal natural saja, namanya juga sedang jatuh cinta. Beban hari-hari si pemuda ini bertambah berat, seberat pukulan mawar yang dilihat kemarin, jauh menghantam hati yang kena.

Suatu hari gadis 21 tahun itu mengizinkan si pemuda itu berkenalan dan duduk melihat dirinya merajut wool menjadi baju supaya hatinya puas. Gemesin kan? Hati siapa coba yang tidak bahagia dirajut bagai benang wool menjadi baju musim dingin.

Santai, kagum-kaguman dan platonic memanglah mendebarkan. Dulu tuh masih begini, bertemu di pagar tetangga aja bikin adem. Kalian kalau belum ke pendakian belum duhai kan? Aha, aku cuma ngutip kesan teman pulang dari muncak 3 bulan lalu sebelum negera api menyerang.

Aku tuh ga mau ngulas banyak sisi hidup dan penderitaan si 16 tahunan itu. Kalau penasaran baca sendiri novelnya. Sepanjang hidup si lelaki malang ini harus menanggung derita di-PHP-in, harus kembali ke kota untuk menyelesaikan kuliah dengan perasaan luka tapi ngangenin.

Sampai-sampai hidupnya itu seperti dedikasi untuk menunjukkan kejujuran cintanya pada diri sendiri, selalu berusaha mendapatkan kabar dan informasi si cewe yang lebih dewasa dari dirinya itu, selalu berusaha tegar mendapati dirinya tidak dicintai, berusaha menerima ayahnya sendiri menjadi rival, lucukan, tapi berusaha menunggu kapan waktu yang tepat untuk menikahinya.

Namanya juga cinta pertama, kalian juga gila kan? Aha, ngaku aja. Endingnya begini, bertahun kemudian, tanpa sengaja bertemu seorang yang dikenali olehnya di desa lama dulu, pernah dekat dengan si cewe itu. Katanya si cewe sudah menikah dan sekarang dikota ini, kota si cowo 16 tahun itu tinggal, tidak jauh dari kompleknya. Maka dia pun bergegas menemuinya, sekedar untuk melepaskan rasa kangen dan meng-claim cintanya kembali. Tapi setiba disana, dia harus menerima kenyataan bahwa kekasih hatinya itu sedang sekarat melahirkan buah hatinya. Tak lama kemudian calon ibu itu mati pendarahan.

Baca pengalaman saya menulis ramah SEO disini.

 

4 COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here